Seorang anak bernama Engeline Simanjuntak (13), warga Kecamatan Pinangsori, meninggal dunia setelah dirawat dan menjalani operasi usus buntu akut di RSUD Pandan, Tapanuli Tengah, Sumut, Rabu (8/6/2016). Yang mengerikan, terdapat bekas belahan operasi di bagian perutnya sepanjang sekitar 50 centimeter.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, awalnya korban yang masih pelajar SMP itu dibawa pihak keluarganya ke rumah sakit milik Pemkab Tapanuli Tengah itu karena kritis, Jumat (3/6/2016) lalu. Dia langsung masuk ke ICU.
“Awalnya dia demam tinggi,” kata Pangeran Simanjuntak (48), kerabat keluarga korban kepada wartawan.
Kemudian, Engeline dinyatakan dokter menderita penyakit usus buntu akut. Hingga kemudian pihak keluarga setuju untuk dilakukan operasi besar. Bahkan operasi tersebut dilakukan dua tahap. Nah, pasca operasi itu, kondisi Engeline malah semakin drop. Dia mengalami kritis hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Atas kejadian itu, pihak keluarga menduga ada yang tidak beres dengan penanganan tim dokter terhadap operasi Engeline. “Kami menduga ada yang tidak beres atas meninggalnya Engeline Simanjuntak,” katanya.
Namun pihak RSUD Pandan membantah ada kelalaian dalam penanganan pasien Engeline. Tapi Sekretaris RSUD Jongga Hutapea membenarkan bahwa Engeline ditangani pihaknya.
“Dokter melakukan penanganan medis terhadap pasien yang menderita usus buntu,” kata Jongga saat dihubungi awak media.
Kasus kematian Engeline ini menjadi perhatian berbagai kalangan, khususnya awak media dan nitizen. Foto-foto korban dengan bekas belahan operasi di perutnya ramai diposting para facebookers. Beberapa nitizen menduga kematian korban ini akibat malapraktek. Apalagi setelah dilihat dari ukuran bekas sayatan operasi di bagian dada korban.

No comments:
Post a Comment